Sabtu, 10 Juni 2017

AKUNTANSI INTERNASIONAL – PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA




Pengertian Perubahan Harga
Terdapat 2 istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu :
1.     Perubahan Harga Umum
Terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi, sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi.

2.     Perubahan Harga Spesifik
Mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi, laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar 5%. Sementara harga satu unit apartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.

Mengapa Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.

Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan ini mendistorsi :
1.     Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,
2.     Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan
3.     Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Hal tersebut menyebabkan laba :
Perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.

Jenis-jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi.

Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum.

Sebagai contoh : selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apablika biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.

Inflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpanan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsure perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset.

Penyesuaian Biaya-Kini
Model biaya kini beda dengan akuntansi yang konvensional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Biaya Kini Disesuaikan dengan Tingkat-Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunkana indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaan, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki cirri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmoneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.

Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi di Beberapa Negara
1.     AMERIKA SERIKAT
Perusahaan pelapor disarankan untuk mengungkapkan informasi berikut tiap lima tahun terakhir:
       Penjualan bersih dan pendapatan operasional lain
       Laba operasional berkelanjutan berdasarkan biaya-kini
       Daya beli laba atau rugi (moneter) atas pos-pos moneter bersih
       Peningkatan atau penurunan biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah
       Semua penyesuaian translasi gabungan mata uang asing, berdasarkan biaya-kini
       Aset bersih di akhir tahun berdasarkan biaya-kini
       Pendapatan per sahamDividen per saham dari saham biasa
       Harga pasar per saham dari saham biasa
       Harga pasar per saham dari saham biasa di akhir tahun
       Tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasional berkelanjutan.

2.     INGGRIS
Standar Inggris memberikan tiga pilihan dalam pelaporan:
       Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya historis.
       Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya kini.
       Menyajikan akun-akun biaya kini saja dengan dilengkapi akun-akun biaya historis seperlunya.

3.     BRASIL
Pelaporan akuntansi inflasi yang dianjurkan di Brazil, yaitu sesuai:
       Undang-Undang Perusahaan Brasil, dan
       Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil

Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang local di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat.

Perusahaan pelapor harus mengungkapkan :
1.  Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan,
2.  Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini,
3.   Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selama tahun pelaporan, dan
4.     Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.


Kesimpulan :
Perubahan harga merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu peningkatan maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal dengan istilah inflasi, sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan istilah deflasi. Perubahan harga disini terdapat dua jenis perubahan harga umum maupun perubahan harga spesifik. Perubahan harga umum merupakan perubahan harga secara keseluruhan komoditi, sedangkan perubahan harga khusus merupakan perubahan harga komoditi tertentu. Pada periode perubahan harga ini laporan keuangan sangat teramat rentan terhadap resiko penyesatan para penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya ketidak akuratan pengukuran yang menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh perubahan harga yang tidak dapat dikendalikan. Resiko tersebut menimbulkan kesulitan para pembaca untuk menginterpretasikan dan membandingkap laporan keuangan. Terdapa dua jenis metode yang dapat dilakukan untuk melakukan penyesuaian terhadap inflasi, yaitu (1) akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum yang disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis, dan (2) akuntansi untuk perubahan harga khusus yang disebut dengan model biaya kini.



Referensi :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010. Salemba Empat.
http://diah17.blogspot.co.id/2015/04/materi-6-pelaporan-keuangan-dan.html?m=1
http://www.google.co.id/amp/s/alena19.wordpress.com/2012/04/24/bab-7-pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/amp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar